Sorry &
Thanks
“Sorry for stupidity I did, and thanks for your kindness”
“Ada yang aneh
akhir-akhir ini,” Terlintas kata-kata yang biasa untuk hari yang tidak biasa.
Mungkin itu kata-kata yang paling tepat untuk memulai cerita yang biasa-biasa
ini. Dan untuk memaknai apa itu kebiasaan. Hmm…terlalu puitis atau apalah
kata-katanya tapi mungkin itu juga ada di kepala teman-teman semua saat kondisi
sekitar selalu tidak sesuai dengan manajemen.
Ok, di hari yang
sama, “Dia” seorang pria sederhana yang tampak slenge’an, memulai aktivitas yang menurut orang-orang di luar sana
sesuatu yang ah…biasa-biasa saja. Tp mungkin itu benar karena dia hanya
melakukan hal yang ah…lagi-lagi biasa-biasa saja. CUKUP!!! Dengan “biasa-biasanya”.
Dia mengawali harinya dengan bangun pagi. Phew…
semua orang juga gitu. Yah… kan udah
dibilangin klo dia biasa2 aja. Dia punya jadwal yang tidak padat tapi
saya yakin klo orang2 berada di jadwalnya akan merasa kegencet-gencet. Hebatnya
dia tidak perlu mengeluh dengan itu…. Namanya juga panggilan tugas. Bersama
dengan teman setianya si Young Android (Smartphone kelas bawah yg jadi temen
setia saat menghindari suasana ribut) serta teman yang selalu menemaninya
bepergian. Yap! Dia selalu menamainya “Belalang Tempur” (Motor bebek 125CC yang
diharapkan dari Ortu saat masih duduk di bangku SMA). Ntah kenapa dia sampe
menamainya dengan nama seperti itu. Mungkin saat masih kecil dulu dia selalu nonton
serial TV superhero Jepang “ksatria baja hitam”. Mendengarkan musik di atas
belalang tempurnya sambil menghirup udara pagi yang tentu saja tercemar polusi. Melihat orang2 yang ditilang karena ketidaktertiban lalu lintas. ah...biasa....
Akhirnya, dia
sampai di tempat tujuan, dimana ia mengemban tugas negara. Heheheh... biasa aja kale…cuman ngajar doang (itu yang akan anda katakan
saat anda tidak mengerti apa2 tentang